IBM mengatakan pada hari Kamis bahwa pihaknya telah setuju untuk mengakuisisi Turbonomic, penyedia perangkat lunak yang membantu perusahaan memantau kinerja aplikasi bisnis mereka, yang terbaru dari serangkaian akuisisi komputasi awan oleh raksasa teknologi tersebut.
Nilai transaksi Turbonomic antara $ 1,5 miliar (sekitar Rp. 21,6 triliun dan $ 2 miliar (sekitar Rp. 28,8 triliun), orang-orang yang mengetahui masalah tersebut mengatakan tanpa menyebut nama. Kesepakatan itu, yang mengkonfirmasi laporan Reuters sebelumnya, akan menjadi yang terbesar bagi IBM sejak mengakuisisi Red Hat seharga $ 34 miliar (sekitar Rp. 491 triliun) pada tahun 2019.
Saham IBM naik sedikit pada perdagangan sore hari.
Akuisisi ini merupakan yang ke-11 bagi IBM sejak Arvind Krishna menjadi kepala eksekutif tahun lalu. Krishna telah memimpin transformasi besar, menggandakan cloud hybrid dan area kecerdasan buatan.
“Turbonomics adalah bagian berikutnya dalam strategi kami seputar otomatisasi,”
“Kami dapat memberikan keuntungan distribusi plus mengintegrasikannya ke dalam strategi operasi AI kami.”
SVP IBM Cloud and Data Platform, Rob Thomas
IBM berencana untuk mengintegrasikan perangkat lunak Manajemen Sumber Daya Aplikasi Turbonomic dengan Instana dan akuisisi terbaru lainnya, serta menjaga kemitraan dengan Cisco setelah transaksi.
Turbonomic yang berbasis di Boston memberi perusahaan perangkat lunak untuk meningkatkan kinerja waktu nyata dan kepatuhan aplikasi mereka. Perusahaan itu terakhir mengumpulkan $ 70 juta (sekitar Rp. 1 triliun) dari Trend Forward Capital dan Highland Capital Partners dengan penilaian $ 963 juta (sekitar Rp. 13,9 triliun) pada September 2019, menurut PitchBook Data. Pendukung lain perusahaan termasuk Bain Capital Ventures dan Cisco.
Turbonomic sebelumnya telah bermitra dengan IBM, termasuk perjanjian original equipment manufacturer (OEM) pada Mei 2020.
Turbonomic melaporkan pertumbuhan pendapatan 41 persen untuk tahun fiskal 2021, karena mendapat manfaat dari pelanggan yang mempercepat transformasi aplikasi mereka ke cloud publik selama pandemi virus korona.
Transaksi tersebut diharapkan akan ditutup pada kuartal kedua tahun 2021.
