Pada tanggal 2 Agustus 2018, Apple membuat sejarah dengan menjadi perusahaan publik di AS pertama yang memiliki nilai 1 triliun dolar AS, yang diukur dengan kapitalisasi pasar.

Pada Agustus 2020, Apple memecahkan rekor lagi dengan menjadi perusahaan AS pertama yang mencapai kapitalisasi pasar sebesar 2 triliun dolar AS. Namun, pada Oktober 2020, levelnya sedikit menurun pada pembukaan awal di bulan tersebut.
Sejak 2010, Apple telah menjadi salah satu perusahaan paling berharga di dunia. Apple tetap berada di atau mendekati puncak selama bertahun-tahun setelah itu. Ada alasan sederhana mengapa Apple sangat dihargai yaitu karena perusahaan ini menjadi populer produk dengan margin yang besar. Namun, banyak yang penasaran untuk menggali lebih dalam dan nantinya akan menemukan kesalahan, CEO yang digulingkan, dan banyak masih lagi. Dalam artikel ini, kita akan melihat kisah di balik kesuksesan Apple.
Apple I hingga Steve Jobs 2.0
Untuk bisa memahami mengapa Apple menjadi begitu sukses, kita perlu mesin waktu untuk kembali ke asal dan sejarahnya. Dari komputer Apple pertama yaitu Apple I, yang maish hanya berupa motherboard tanpa monitor atau keyboard, hingga iWatch terbaru, berikut adalah gambaran singkat kronologi produk-produk inovatif Apple.

Apple, yang didirikan oleh Steve Jobs dan Steve Wozniak, memulai bisnis komputer kit dengan Apple I. Proses produksi awal desktop ini, sekarang populer sebagai barang koleksi. Namun, hal ini terutama akan diingat karena membantu perusahaan mendapatkan cukup modal untuk membangun Apple II pada tahun 1977, tahun yang sama dengan Apple resmi didirikan. Peran Wozniak terutama membuat kedua komputer ini, dan Jobs menangani dari sisi pemasaran.

Apple II mendorong pendapatan perusahaan hingga pertengahan 1980-an, meskipun perangkat kerasnya sebagian besar tetap sama. Apple mencoba pembaruan seperti Apple III dan Apple Lisa, tetapi produk-produk tersebut bisa dibilang gagal secara komersial. Meskipun Apple II masih laku, Apple sebagai sebuah perusahaan mengalami masalah ketika tahun 1980-an dimulai.

Rilis pada tahun 1984, Macintosh merupakan lompatan maju bagi Apple. Namun, dalam tahun-tahun di sela-sela antara Apple II dan Macintosh, IBM berhasil menyusul. Pendapatan yang mengecewakan dari Macintosh dan perebutan kendali internal membuat dewan Apple memberhentikan Jobs dan mendukung John Sculley. Namun, beberapa sumber mengatakan Steve Jobs yang memutuskan untuk pergi.
Memang aneh ya, perusahaan yang telah didirikannya itu memecat dirinya (Jobs). Bagaimanapun, Jobs bekerja di NeXT Inc. setelah meninggalkan Apple. Di bawah Sculley, Apple mulai mengembangkan lini produknya.
Sculley menjabat sebagai CEO Apple hingga 1993. Selama tahun-tahun tersebut, Apple menikmati pertumbuhan yang kuat. Dengan menciptakan berbagai produk baru, termasuk printer laser, Macintosh Portable, PowerBooks, Newton, dan banyak lagi. Produk Apple terus terjual dengan harga premium, sehingga marginnya sangat besar bagi Apple dan memberikan hasil keuangan yang kuat. Namun, selama periode yang sama, komputer murah yang menjalankan Windows melayani pasar menengah yang jauh lebih besar, sementara Windows juga mendapat manfaat dari prosesor Intel yang kuat. Sebagai perbandingan, Apple sepertinya mengulur waktu.
Dua CEO, Michael Spindler dan Gil Amelio gagal membalikkan keadaan melawan penyebaran sistem yang tanpa henti yang menjalankan sistem operasi besutan Microsoft Corporation. Sistem operasi baru Microsoft; Windows, menjadi standar industri, dan Apple Macintosh menunjukkan tanda-tanda kemunduran. Amelio akhirnya mulai mengatasi beberapa masalah ini dengan membeli NeXT Inc. perusahaan yang dijalankan oleh pendiri Apple, Steve Jobs.
Kesempatan Kedua Sang CEO
Sejak Macintosh dan seterusnya, Apple telah menjadi cerminan atau reaksi terhadap Steve Jobs. Di Macintosh, Apple mencoba menciptakan sebuah mesin yang membuat komputasi menjadi sederhana dan menyenangkan. Secara khusus, Jobs berupaya menciptakan pengalaman pengguna yang akan meyakinkan semua orang untuk membeli Mac.

Jobs percaya bahwa produk yang benar-benar revolusioner tidak dapat bergantung pada kebutuhan dan keinginan pelanggan. Dia mengira pelanggan tidak dapat memahami nilai suatu produk sampai mereka benar-benar menggunakannya. Sayangnya, pemikiran Steve Jobs terlalu maju pada tahun 1985, tepatnya 12 tahun lebih cepat dari masanya.
Ketika Jobs menggulingkan Amelio dan mengambil kendali Apple sekali lagi pada tahun 1997, perangkat keras itu telah mengejar visinya untuk semua hal digital. Dia meluncurkan iMac dengan kampanye pemasaran yang kuat yang menampilkan slogan “Think Different”. Meskipun Jobs sering diberi penghargaan karena menghabiskan uang dan waktu untuk pemasaran, pemasaran dan pencitraan merek yang sangat baik selalu menjadi kunci pertumbuhan Apple. Perbedaan nyata antara iMac dan semua produk sebelumnya adalah keindahan dan desainnya.
iMac hampir tampak seperti helm pembalap yang difoto dengan kecepatan tinggi, dengan keburaman warna-warni pada layarnya. Pada tahun 1998, iMac adalah mesin paling estetis di pasaran. Dengan desain yang elegan dan berkat peningkatan pada sistem operasinya, menjadikan desktop ini ramah bagi pengguna.
Membangun Ekosistem (iEcosystem)
iMac baru saja dimulai saat Apple merilis serangkaian produk populer yang mencerminkan fokus baru pada keanggunan dari segi desain dan pengalaman pengguna yang menyenangkan. Hal-hal tersebut ada pada produk-produknya seperti iBook, iPod, iPhone, MacBook Air, dan iPad. iPod menjadi pembunuh dalam kategori alat pemutar MP3, dan selanjutnya iPhone diluncurkan yang kemudian mendominasi pasar ponsel pintar. iPad kemudian meyakinkan jutaan orang bahwa mereka membutuhkan layar yang lebih besar dalam mengonsumsi konten.

Semua perangkat ini dianggap lebih baik dalam hal kualitas, dan tentunya dalam segi desain jika dibandingkan dengan produk-produk pesaing. Jobs tidak kenal lelah bekerja pada bidang desain dan mengindoktrinasi seluruh budaya Apple ke dalam seni desain.
Hal lain yang dia bawa kembali ke Apple dalam masa jabatan keduanya adalah dalam hal kemudahan penggunaan. Setelah beberapa menit menggunakan roda di iPod atau mengetuk ikon di iPad, bentuk kontrol baru ini menjadi bagian dari kesederhanaan yang membuat Apple lebih menarik. Kini setiap update produk dari Apple dinantikan oleh media dan masyarakat umum, selain para penggemar yang dimiliki perusahaan sejak awal.
Lebih penting lagi, semua produk ini memindahkan Apple ke model bisnis baru dalam menciptakan ekosistem perangkat keras, perangkat lunak, dan konten yang ketat. Apple tidak membuat iTunes menjadi program sederhana bagi pengguna untuk mentransfer MP3 ke iPod, seperti yang terjadi pada banyak penawaran pada produsen lain. Dengan tidak disangka-sangka, perusahaan menjual konsep album dengan memecahnya menjadi lagu-lagu yang akan dijual secara individual dengan sebagian kecil dari harga keseluruhan album.
Proses yang sama terjadi dengan perangkat lunak. Banyak fungsi komputer yang populer dapat dilakukan di perangkat seluler Apple menggunakan aplikasi yang sudah dilucuti, dan tentu saja tersedia di App Store Apple.
Menjadi penggerak besar pertama di banyak pasar ini, Apple membangun komunitas dan menetapkan aturan untuk permainan tersebut. Saat Anda membayar buku, film, aplikasi, atau musik di perangkat Apple, akan mendapat potongan. Tentu saja, bisnis ini tidak menghasilkan pendapatan sebanyak menjual iPhone atau iPad, dimana markupnya jauh lebih besar.
Konon, konten yang Anda beli melalui Apple-lah yang mengunci banyak orang untuk membeli Apple lagi ketika perangkat mereka sudah jadul atau usang. Jadi bagian konten dari ekosistem bermanfaat bagi Apple dalam jangka pendek dan jangka panjang. Setelah Anda bermigrasi ke Apple karena desain atau kesederhanaannya, integrasi dengan kontenlah yang membuat Anda tetap berada di sana.
Era Pasca Steve Jobs
Steve Jobs meninggal pada tahun 2011 karena kanker pankreas. Dia menjabat sebagai CEO hingga sesaat sebelum kematiannya, Steve Jobs menyerahkan kendali perusahaan kepada Tim Cook.
Pada era pasca Steve Jobs, Apple telah sukses dalam banyak hal. Apple terus menjadi perusahaan teknologi yang dominan dalam pangsa pasar dan juga harga saham.
Beberapa analis merasa bahwa tanpa Jobs sebagai kekuatan yang sangat kreatif, Apple hanya menjadi iteratif dalam rilis teknologinya daripada transformatif. Rilis utama era pasca Steve Jobs adalah Apple Watch. Perusahaan juga membuat perangkat Apple TV dan meluncurkan layanan streaming video-on-demand Apple TV + untuk menyertainya.

Dengan tidak adanya produk baru yang inovatif, Apple sangat bergantung pada siklus produksi iPhone untuk mendukung kesuksesan finansialnya. Kritikus mengatakan bahwa tanpa Steve Jobs di pucuk pimpinan, Apple telah kehilangan keunggulan inovatifnya dalam beberapa tahun terakhir dan menggunakan mereknya untuk mendorong penjualan.
Perusahaan masih menghasilkan beberapa produk terbaik dengan ekosistem paling terintegrasi. Namun, kesenjangan antara Apple dan pesaing seperti Samsung dan Google tidak lagi terlihat seperti dulu. Memang, perusahaan seperti Samsung semakin siap untuk memimpin dalam hal inovasi produk di beberapa kategori.
Apple di tahun 20-an
Kapitalisasi pasar Apple mencapai level tertinggi baru pada tahun 2020, karena perusahaan menikmati beberapa kesuksesan dan menetapkan tujuan baru untuk masa depan. Pendapatan perusahaan dari teknologi yang dapat dikenakan, seperti Apple Watch, mencetak rekor baru. Pendapatan Apple dari layanan juga naik ke rekor tertinggi selama pandemi virus corona, karena opsi pembayaran tanpa kontak seperti Apple Pay menjadi lebih populer.

Apple juga mengumumkan dua perubahan besar pada Mac pada tahun 2020. Pertama, Apple mengalihkan Mac dari prosesor Intel ke chip yang dirancang khusus. Prosesor baru Apple didasarkan pada yang digunakan di iPhone dan iPad, menjadikannya lebih hemat energi. Chip baru ini berpotensi memberi laptop Apple masa pakai baterai yang lebih lama dan daya pemrosesan yang lebih besar daripada PC.
Kedua, Apple mengubah macOS sehingga pengembang dapat membuat aplikasi iOS dan iPadOS berjalan di Mac tanpa modifikasi. Hal tersebut akan secara dramatis memperluas jumlah aplikasi yang tersedia di Mac dan membuatnya lebih kompetitif dengan PC.
Kesimpulan
Mungkin saja ketika Anda membaca artikel ini baik di perangkat Apple atau dengan perangkat di dekat Anda. Mungkin Anda melakukannya di MacBook Air sambil mendengarkan iPod touch dan sesekali melirik Apple Watch terbaru untuk mendapatkan peringatan dari iPhone Anda. Alasan di balik itu, dan dibalik kesuksesan Apple adalah perangkatnya yang indah untuk dilihat dan menyenangkan untuk digunakan. Itulah mengapa perusahaan Apple memiliki merek yang kuat dan valuasi saham yang tinggi.
Pemasaran membantu, dan kegilaan media serta penggemar tidak pernah merugikan. Namun, kualitas produklah yang mendorong kesuksesan Apple. Tambahkan pada iEcosystem ini yang membuat lebih mudah untuk tetap bersama Apple daripada mencoba sesuatu yang baru, dan Anda memiliki perusahaan dengan apa yang disebut Warren Buffett sebagai parit ekonomi. Tidak mengherankan jika Buffett banyak berinvestasi di Apple.